Halaman

Sabtu, 27 Oktober 2012

SAJAK UNTUK INDONESIA PERSADA (28 OKTOBER)

PEMUDA INDONESIA

Wahai pemuda-pemuda Indonesia
Pada bahumu terbeban cita-cita mulia

Wahai pemuda-pemuda Indonesia
Pada ragamu tertumpu masa depan bangsa

Ilmu padamu bersaing pada dunia
Semangat padamu ternyaring di dunia

Wahai pemuda-pemuda Indonesia
Kembalilah pada Pancasila
Kembalilah pada Bhineka Tunggal Ika
Kembalilah pada Sumpah Pemuda

Hentikan kerusuhan dan permusuhan
Galakan persatuan dan kesatuan perdamaian

Hentikan kejahatan
Ukirkan kebaikan

Wahai pemuda-pemuda Indonesia
Bangunlah sanubari-mu
Celikkan nurani-mu

Kita adalah SAUDARA
Saudara dalam DARAH
Saudara dalam TULANG
DARAH DAN TULANG INDONESIA


Tertulis sajak sederhana dariku bukanlah apa-apa....
Untukmu INDONESIA PERSADA













Selamat Hari Sumpah Pemuda :)

(Penulis : Djuandi Kurniawan _ INDONESIA)














Rabu, 24 Oktober 2012

TUGAS KELOMPOK PANCASILA STIE JAYAKUSUMA (ARTIKEL)


KONFLIK INTER DAN ANTAR SUKU DI INDONESIA


Indonesia adalah Negara yang masyarakatnya heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, adat istiadat dan kebudayaan. Kemajemukan dan  multikulturalitas mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan  kekuatan positif bagi pembangunan bangsa. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas bisa menjadi faktor destruktif atau yang kita kenal dengan  sebutan konflik. Beragamnya suku, agama ras dan golongan membuat Indonesia sebagai bangsa yang  rawan konflik. Dari ujung timur sampai ujung barat bangsa ini sering kali terdengar jerit tangis  bahkan tetesan darah menyelimuti Tanah Air. Semboyan yang terdapat di kaki kuat sang Burung Garuda “Bhineka Tunggal Ika” nampaknya belum menjiwai seluruh warga bangsa ini. Rasa satu kesatuan sebagai warga negara bukanlah hal utama, melainkan arti kata semboyan bangsa ini hanya sekadar wacana belaka.

Setiap konflik yang berujung SARA bermula dari konflik individu yang kemudian mengarah ke konflik kolektif yang mengatasnamakan etnis. Kasus konflik Tarakan, Kalimantan Timur berawal dari salah seorang pemuda Suku Tidung yang melintas di kerumunan Suku Bugis, lantas dikeroyok oleh lima orang hingga tewas karena sabetan senjata tajam. Konflik Tarakan menjadi memanas nyatanya tersimpan dendam ke Suku Bugis yang lebih maju menguasai sektor ekonomi. Faktor ekonomi juga juga menjadi penyebab utama konflik di bangsa ini, dalam kasus sebuah klub kafe di Bilangan Jakarta Selatan “Dari Blowfish ke Ampera” antara Suku Ambon dan Suku Flores yang berawal dari perebutan jasa penjaga preman hingga konflik tersebut mengarah ke konflik etnis. Di balik konflik antaretnis di Indonesia yang memecahkan satu kesatuan bangsa jika ditelisik lebih mendalam terdapat sumbu yang membuat satu etnis dengan etnis lainnya hanya memperlihatkan rasa keaku-akuannya, rasa “kami” dan “mereka”, yaitu mereka melihat etnis lain adalah kelompok luar dari lainnya, dan etnis luar melihat etnis etnis lain sebagai musuh baginya.



                                                                                                                                               
Di dalam pendahuluan, telah kita singgung beberapa gambaran mengenai Konflik di Indonesia. Berikut di bawah ini adalah contoh-contoh kasus dari Konflik Inter dan Antar Suku di Indonesia :

I.                   KONFLIK INTERNAL SUKU
Ada krisis adat yang menimbulkan konflik internal / konflik dalam masing-masing suku. Ada ketidak- sesuaian yang didengar dan yang dilihat/ Ada ketidak sesuaian antara ajaran agama dan adat yang dianut. Kita pernah pecah dengan terjadinya perang rakyat (perang padri). Sebab terjadinya perlawanan rakyat: Perselisihan antara kaum padri dengan kaum adat. Karena ketidaksetujuan kaum adat terhadap penghapusan sebagian adat istiadat yang telah berakar di masyarakat. Perang yang berkepanjangan dan rakyat menderita oleh perang itu oleh karena perbedaan pandang kaum adat dan agama.

Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838.
Perang Padri dimulai dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai Kaum Padri terhadap kebiasaan-kebiasaan tradisi yang marak dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan Pagaruyung dan sekitarnya. Kebiasaan yang dimaksud seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Tidak adanya kesepakatan dari Kaum Adat yang padahal telah memeluk Islam untuk meninggalkan kebiasaan tersebut memicu kemarahan Kaum Padri, sehingga pecahlah peperangan pada tahun 1803.
Hingga tahun 1833, perang ini dapat dikatakan sebagai perang saudara yang melibatkan sesama Minang dan Mandailing. Dalam peperangan ini, Kaum Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan sedangkan Kaum Adat dipimpinan oleh Yang Dipertuan Pagaruyungwaktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kaum Adat yang mulai terdesak, meminta bantuan kepada Belanda pada tahun 1821. Namun keterlibatan Belanda ini justru memperumit keadaan, sehingga sejak tahun 1833 Kaum Adat berbalik melawan Belanda dan bergabung bersama Kaum Padri, walaupun pada akhirnya peperangan ini dapat dimenangkan Belanda.

II.                KONFLIK ANTAR SUKU

1.      Perang Panah di Papua

TEMPO.COTimika Konflik antar warga kampung pecah di Kwamki Lama, Mimika, Papua. Selain melukai puluhan warga Kampung Amole dan Kampung Harapan, kerusuhan juga membuat dua rumah warga terbakar.
Padahal selama konflik ini, tercatat lima orang warga Kampung Harapan dan satu warga Kampung Amole meninggal.

Ratusan warga dari dua kampung bersebelahan ini (Kampung Amole dan Kampung Harapan) sudah memenuhi perbatasan antar kampung. Masing-masing bersenjatakan panah.  Aparat  TNI Polri yang berjaga-jaga hanya mampu melokalisir konflik agar tidak meluas ke wilayah lain.

Puluhan warga Kampung Harapan melepaskan panah ke arah warga Kampung Amole. Tetapi tidak direspon oleh warga Kampung Amole. Karena berkali-kali diprovokasi, warga Kampung Amole kemudian menyerang balik. Akibatnya, sedikitnya tiga warga Kampung Harapan terluka oleh panah dibagian punggung dan kaki

Pada konflik terbuka ini dua rumah warga milik marga Kiwak dibakar dan memicu kemarahan warga Kampung Amole. Kepala Sektor Kepolisian Mimika Timur, Ajun Komisaris Polisi Langgia, mengatakan pembakaran rumah oleh warga Kampung harapan dilakukan karena ada yang menyebar isu bahwa ada senjata yang disimpan dalam rumah itu. “Itu, mereka mengira ada senjata yang disimpan dalam rumah itu, karena itu ada dua rumah yang dibakar,” ungkap Ajun Kompol. Langgia.

Sedikitnya, 40 warga Kampung Harapan menderita luka panah dan senapan angin. Sementara jumlah warga yang terluka di kampung Amole berjumlah 21 orang.

Sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kwamki lama mengeluhkan peran Pemerintah Daerah Mimika yang dinilai membiarkan dan tidak peduli dengan konflik yang terus memakan korban jiwa ini. Sejak konflik berkecamuk, tidak ada pejabat pemerintah Daerah Mimika yang berupaya mendamaikan warga yang bertikai.

2.      Perang Suku di Sumba, NTT

TEMPO.COKupang - Perkelahian antarwarga yang dipicu masalah tanah di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus. Akibatnya, seorang warga tewas. "Pertikaian ini terjadi dipicu sengketa tanah antarwarga di Sumba yang menyebabkan satu orang tewas," kata Kepala Polres Sumba Barat, Ajun Komisaris Besar Yayat Jatmika.

Perang melibatkan puluhan warga dari dua suku, yakni Suku Ama Dama asal Kampung Kolowo Djawa, Desa Waimaringi, dan Suku Ama Wini yang bermukim di Kampung Ida Bonu dan Golo Kawunu, Desa Tebara, Kecamatan Loli, Sumba Barat.

Akibat pertikaian itu, Dedo Tagu Duala tewas dengan kondisi mengenaskan. Tanah yang diperebutkan terletak di Kampung Ida Bonnu, wilayah yang berbatasan dengan kediaman dua suku tersebut. "Kedua suku itu sudah lama memperebutkan tanah di kampung tersebut," ungkap Kepala Polres Sumba Barat.

Menurut dia, pihaknya telah memanggil kedua suku yang bertikai untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Pada prinsipnya, suku pihak penyerang siap mempertanggungjawabkan perbuatannya asalkan tanah sengketa itu tidak diganggu atau digarap sambil menunggu keputusan pihak kecamatan. "Masalah tanah ini sementara diselesaikan oleh pihak kecamatan," katanya.

Sejauh ini, polisi belum menetapkan satu tersangka pun dalam kasus tersebut. Sebab, polisi masih melakukan konsolidasi dan pengamanan di lokasi kejadian. "Kita masih lakukan konsolidasi dan akan panggil saksi-saksi untuk diperiksa," katanya.

Dia mengatakan, jenazah korban telah dievakuasi dan dibawa ke kediamannya untuk selanjutnya dimakamkan. Sedangkan pihaknya telah menerjunkan sekitar 20 personil untuk mengamankan lokasi kejadian dan mengantisipasi pecahnya pertikaian susulan. "Kondisinya sudah mulai terkendali. Kita berharap tidak terjadi pertikaian susulan," katanya.

3.      Peristiwa Sampit, Kalimantan  : Suku Dayak VS Suku Madura

Ketidakmerataan penyebaran penduduk juga dapat menimbulkan masalah. Kepadatan penduduk yang mendororong etnis Madura melakukan migrasi ke Pulau Kalimantan. Di mana masih membutuhkan kebutuhan akan Sumber Daya Manusia untuk mengolah kekayaan alam dan membangun infrastruktur perekonomian. Pencapaian atas kerja keras, hidup hemat bahkan penderitaan yang dirasakan etnis Madura terbayarkan sudah ketika keberhasilan sudah ditangan. Dengan menguasai sektor-sektor perdagangan sehingga orang-orang non Madura yang lebih awal bergerak di bidang itu terpaksa terlempar keluar.

Persaingan hidup antar etnis ini pun terjadi. Timbullah kecemburuan sosial antara etnis pendatang (Suku Madura) dengan etnis asli (Suku Dayak) yang mendiami Pulau Kalimantan ini. Nampaknya kesenjangan sosial ekonomi dari pendatang yang sebagai mayoritas menguasai sektor ekonomi membuat konflik menjadi lebih memanas
.
Meletuslah konflik Sampit di Kalimantan antara Etnis Dayak dan Etnis Madura. Sampai saat ini untuk menentukan pihak yang benar sangat sulit. Dikarenakan semua pihak yang bertikai bisa dikatakan benar dan bahkan keduanya bisa dikatakan salah.

Sebab-sebab terjadinya Perang antar suku adalah :
1.       Adanya pihak2 tertentu yg mengunakan konflik utk kepentingan sendiri
2.      Superioritas / Etnosentisme antar suku (merasa sukunya ekslusif)
3.      Adanya rasa persaingan yang tidak sehat

Solusi mengatasi konflik antar suku menggunakan konsep asimilasi dalam suatu hubungan antar etnik dan ras merupakan upaya mengurangi perbedaan-perbedaan diantara mereka. Asimilasi terjadi pada golongan minoritas, dimana mencapai satu kesatuan, integrasi dalam organisasi kehidupan bermasyarakat.

Alternatif dalam menyatukan etnis di Indonesia dengan mengadakan akomodasi merupakan solusi yang tepat untuk menyatukan bangsa yang besar ini. KH. Abdurahman Wahid mengungkapkan “Sebuah bangsa yang mampu bertenggang rasa terhadap perbedaaan-perbedaaan budaya, agama, dan ideologi adalah bangsa yang besar” untuk mewujudkan integrasi antaretnis di Indonesia dengan mutual of understanding, sehingga semboyan yang mencengkram dalam kaki kuat Burung Garuda bukanlah wacana lagi.



Nama : 
Elysa
Dennis
Evelyn
Dian 
Djuandi Kurniawan



(Kelompok 2: Diolah dari berbagai sumber)







ISTILAH – ISTILAH PENTING
(Dikutip dari : http://kbbi.web.id/)

konflik /kon·flik/ n 1 percekcokan; perselisihan; pertentangan; 2 Sas ketegangan atau pertentangan di dl cerita rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dl diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dsb);
heterogen /he·te·ro·gen/ /héterogén/ a terdiri atas berbagai unsur yg berbeda sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam;
akomodasi /ako·mo·da·si/ n 1 sesuatu yg disediakan untuk memenuhi kebutuhan, msl tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yg bepergian: dia bertugas menyiapkan -- bagi para tamu yg datang dr luar daerah; 2 Bio penyesuaian mata untuk menerima bayangan yg jelas dr objek yg berbeda; 3 Antr penyesuaian manusia dl kesatuan sosial untuk menghindari dan meredakan interaksi ketegangan dan konflik; 4 Sos penyesuaian sosial dl interaksi antara pribadi dan kelompok manusia untuk meredakan pertentangan; 5 Lay kamar atau ruang tempat tinggal awak kapal atau penumpang kapal;

asimilasi /asi·mi·la·si/ n 1 Sas penyesuaian (peleburan) sifat asli yg dimiliki dng sifat lingkungan sekitar; 2 Ling perubahan bunyi konsonan akibat pengaruh konsonan yg berdekatan; 3 Bot pengolahan zat pd tumbuh-tumbuhan yg mengandung butir hijau daun dng pertolongan sinar matahari; pengubahan zat bertenaga rendah menjadi zat bertenaga tinggi yg diproses oleh tumbuhan;

ideologi /ide·o·lo·gi/ /idéologi/ n 1 kumpulan konsep bersistem yg dijadikan asas pendapat (kejadian) yg memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup: dl pertemuan itu penatar menjelaskan dasar -- negara; 2 cara berpikir seseorang atau suatu golongan: hal itu menjadi makanan empuk bagi -- asing yg ingin menginfiltrasi kita; 3 paham, teori, dan tujuan yg merupakan satu program sosial politik: --

integrasi /in·teg·ra·si/ n pembauran hingga menjadi kesatuan yg utuh atau bulat;

Jumat, 12 Oktober 2012

CATATAN PANCASILA (12 OKTOBER 2012)


     SLIDE MATA KULIAH PANCASILA

     An Spirit to YOU ...
                   Bagaimana mengeja "SUKSES" ?

     Seleksi TUJUAN Anda
     Urutkan PRIORITAS dan Potensi Anda
     Komit pada RENCANA Anda
     Siapkan PERJALANAN Anda
     Ekspresikan VISI dalam Tindakan
     Serahkan HASILNYA pada TUHAN ......


    Kita akan berbicara mengenai VALUE .
    Sesuatu bisa disebut memiliki VALUE / Nilai karena :
    -  BRAND. Memiliki Brand atau ciri khas atau sampul atau pembeda dengan yang lainnya.
    - GOOD LOOKING. Memiliki Daya Tarik yang muncul ke Permukaan sehingga orang dapat melihatnya.
    - BEHAVIOUR. Behaviour adalah perilaku atau tingkah laku dan sikap yang ditunjukkan ke orang.
    - BELIEVE. Believe adalah suatu Keyakinan akan suatu Nilai Kebenaran.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

   PENGERTIAN NILAI

  Nilai adalah gambaran ideal apa yang diinginkan, pantas, berharga, dan mempengaruhi perilaku sosial   manusia (By Robert M.Z. Lawang)

 Nilai bukanlah keinginan tetapi apa yang diinginkan (By. Kluckon).

 Kemampuan yang dipercayai ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.(Dictionary of Sociology an Related Sciences)


Contoh  - contoh Nilai :
 * Surga VS Neraka : Untuk masuk Sorga diyakini orang harus melakukan kebaikan, taat beribadah, dsb. Untuk masuk neraka adalah orang yang berbuat dosa, berbuat kejahatan, dsb. Nilai yang terkandung di masing-masing hal tersebut adalah bertentangan, putih-hitam, baik-jahat, dsb.

* HERO : Real VS Imajinatif : Hero atau Pahlawan ada yang Nyata atau Real dan ada yang Fiktif / Imajinatif. Seorang Pahlawan Kemerdekaan adalah Hero yang Real. Sedangkan Pahlawan dalam Film seperti Superman, Batman, Spiderman, adalah Imajinatif atau Fiktif dan dibuat oleh manusia (tidak benar-benar ada). Dari setiap sosok Pahlawan, terkandung Nilai-Nilai yang membedakan satu diantara lainnya.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ciri - Ciri Nilai
1. Merupakan bentukan masyarakat. Contoh : Barter
2. Disebarkan diantara warga masyarakat. Contoh : Uang.
3. Terbentuk melalui Proses Sosialisasi. : Contoh : Gerakan Anti Korupsi; Gerakan GO GREEN; dsb.
4. Merupakan usaha pemenuhan kebutuhan.
5. Bervariasi antar kebudayaan. Contoh : Wanita disebut cantik kalau lehernya dikalung sehingga lehernya panjang, atau disebut cantik bila telinganya turun ke bawah, atau disebut cantik kalau mulutnya lebar, banyak hal yang bervariasi dan dipercaya oleh masing-masing adat suku atau budaya setempat.
6. Dapat mempengaruhi diri seseorang. Di Asia Pasifik orang berlomba-lomba memutihkan dan mencerahkan kulit karena persepsi di Asia Pasifik wanita yang cantik adalah wanita yang putih atau cerah kulitnya, padahal belum pasti tetapi orang terpengaruh karena nilai yang dipercayai.
7. Memiliki Pengaruh yang berbeda.
8. Cenderung berkaitan satu sama lain.

 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

FUNGSI NILAI

- Alat untuk menetapkan harga sosial.
- Mengarahkan pikiran dan tindakan masyarakat.
- Sebagai penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranannya.
- Sebagai alat solidaritas.
- Sebagai alat pengawal / kontrol perilaku manusia

 
------------------------------------------------------------------------------------------------------

  MACAM - MACAM NILAI

 A. Macam Nilai Secara Umum

      Berdasar wujudnya : Material dan Imaterial.
      Material = Harta, Rumah, Mobil, dsb.
      Imaterial = Waktu, dsb.

      Berdasarkan dimensi waktunya : Nilai Universal dan Nilai Instrumental
      Nilai Universal = secara umum keseluruhan sama.
      Nilai Instrumental = Secara khusus berbeda-beda, contoh: jenis makanan, cara makan, & alat makan.

      Berdasarkan cirinya : Nilai yang mendarah daging dan nilai dominan.
      Nilai Dominan = Selalu memilih pilihan itu , contohnya Pilih Pacar atau Tugas Study. Selalu pilih pacar. 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    MACAM NILAI MENURUT AHLI

    Edward Sparangler : Nilai Ekonomi, Nilai Sosial, Nilai Pengetahuan, Nilai Politik, Nilai Estetika, Nilai
    Agama.

    Prof. Notonegoro : Nilai Material, Nilai Vital, Nilai Kerohanian, (Kebenaran, keindahan, moral, religius)

   Max Sceler : Nilai Kenikmatan, Nilai Kehidupan, Nilai Kejiwaan.


  
    PEMBAGIAN NILAI by Deliar Noer

    Masyarakat Tradisional :
    1. Tidak menjaga waktu
    2. Statis.
    3. Fanatis.
    4. Tertutup
    5. Orientasi
    6. Keterikatan Primodial  (Famili, suku, agama)
    7. Tidak Lugas


   Masyarakat Modern
   1. Menjaga waktu.
   2. Dinamis.
   3. Toleran
   4. Terbuka
   5. Orientasi masa depan
   6. Statis karena Prestasi
   7. Keterikatan Nasional Global
   8. Lugas

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

   MODEL ANALISIS THOMAS HOBBES

  - Dalam kondisi bebas (Abstrakto) manusia bersifat Homo Homini Lupus / Bellum Omnium Contra Omnes.

  - Mereka saling bersaing untuk memperebutkan nilai kekuasaan, kehormatan, pujian, dll)

  - Oleh karena itu dilakukan kontrak sosial :
    1. Pactum Unionis (membentuk masyarakat)
    2. Pactum subjectionis (memilih penguasa)

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

   CIRI MANUSIA INDONESIA

   Ciri Negatif :
   - Hipokrisi dan munafik
   - Segan dan enggan bertanggungjawab
   - Berjiwa feodal
   - Artistik : Sesuatu yang rumit namun tidak dapat dijual.
   - Percaya tahayul : Muncul hasil, prosesnya tidak jelas
   - Watak yang lemah
   - Cepat Cemburu / Dengki

   Ciri Positif :
   - Suka harmonis, suka damai
   - Kasih sayang keluarga
   - Berhati lembut, sensitif,
   - Rasa humor yang tinggi
   - Cepat dalam belajar
   - Gotong Royong
   - Musyawarah Mufakat


---------------------------------------------------------------------------------------------------------

VB PENGGOLONGAN  FILSAFAT



* Secara Umum :
  1. Filsafat Sekuler
  2. Atheis
  3. Matrealis

  Prof. Darji Darmodihardjo :
 1. Filsafat Theis
 2. Filsafat Idealis
 3. Filasafat Praktis

Menurut Prof. Darji Darmodihardjo, Pancasila adalah digolongkan ke dalam Point 1 & 3 (Theis dan Praktis) ---------- Catatan : Perlu dicek kembali penyampaian dosen tentang ini sebab tidak diketahui apakah bercanda atau serius.  ------------------




Sumber : Materi Kuliah Pancasila STIE JAYAKUSUMA
Penulis  : Djuandi Kurniawan


----------------------------
Catatan : Referensi Search dari Blog Orang Lain adalah http://my-world-ly2k.blogspot.com/2012/02/ideologi-pancasila.html